Translate

Rabu, 16 Maret 2011

Ayolah kembali berperan sesuai dengan peran kita yang sebenarnya

Setia pada comitment dan panggilan nurani hidup untuk berperan memberikan kontribusi terbaik kedepan bagi kemajuan bangsa yang memiliki visi dan misi menegakkan kebenaran, keadilan, kesejahteraan dan kebahagian bagi bangsa tidaklah mudah. Pada saat kita sudah berperan sesuai dengan proporsi dan peran kita yang benar dan sesungguhnya,  masyarakat sudah menilai kita sejauh mana kita berkiprah dan memiliki comitment pada bidang kehidupan yang kita lakukan. Catatan peran kita dimasyarakat sungguh sungguh selalu dicermati dan diperhatikan sengan seksama, tidak jarang kita memang tetap setia comitment tetapi sering kita juga menyimpang dari comitment kita. Apakah dampaknya ketika kita menyimpang dari comitment kita ? masyarakat menjadi tidak percaya denga apa yang kita lakukan, kepercayaan masyarakat pada kita juga semakin menurun. Apalagi kalau kita berperan dalam skala Nasional, peran kita diuji sungguh. Banyak Tokoh masyarakat, public figur, yang sebenarnya sudah berperan tepat pada jalur yang benar, tetapi ketika perannya bersentuhan dengan ambisi, kekuasaan dan politik maka ia tidak lagi bisa dipegang comitmentnya. Bukankah politik, kekuasaan, ambisi memberi contribusi pada pudarnya comitment peran seseorang ? dalam politik, kekuasaan, ambisi tidak ada lagi hatu nurani, kejujuran, tetapi sering banyak terjadi tidak transparan dalam diri tokoh dan lebih ekstrimnya sering terjadi kebohongan public. Sayang sekali mengapa semua ini harus terjadi, itulah yang dialami beberapa "tokoh public figur " yang sebelumnya telah terjun dalam kehidupan masyarakat membawa bendera perjuangan keadilan , kebenaran, kejujuran tetapi menjadi tidak jelas setelah terjun diarena politik yang sarat dengan ambisi, kekuasaan dan kebohongan kebohongan yang tidak jarang membodohi rakyat. Melihat peristiwa tragedi  ditanah air satu hari lalu terhitung hari ini terkait dengan teror bom, menunjukkan bahwa perubahan peran seseorang dalam masyarakat memiliki dampak serius terhadap ancaman secara fisik dan ancaman serius terhadap ketidakpercayaan pada figur yang dikenal sebagai  "public figur ", apakah semua ini disadarai atau tidak tergantung dari kemampuan orang yang melakukan peran tersebut refleksi diri dan evaluasi diri terhadap perubahan peran yang sudah dilakukan. Singkat kata : mungkin Tuhan sudah menggariskan kita untuk berperan tertentu sesuai dengan talenta atau bakat kita yang bisa memberikan  bagi masyarakat agar bisa bermanfaat , tetapi sering kita tidak puas dengan peran kita dan mencoba berperan lain yang berakibat tidak melakukan fungsinya secara maksimal bahkan kridibilitas kita rusak dimata masyarakat, semuanya hanya karena peran kita bergeser karena masuk di area politik, kekuasaan dan ambisi. Ayolah kita kembali keperan kita semula yang sesungguhnya jangan pernah kembali atau berubah berperan lain yang tidak menunjukkan kepribadian kita dan tidak memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat banyak.

Selasa, 15 Maret 2011

Bermain pengalihan issue terkena permainan issue, senjata makan tuan kah ?

Ada pepatah siapa yang menabur maka dia akan menuai, sepertinya istilah pepatah ini mendekati kenyataan akhir dari sebuah permainan pengalihan issue yang dalam beberapa bulan ini telah dihembuskan dan akhirnya menuai badai. Apapun kebenaran tetap kebenaran, keadilan tetap keadilan jangan mencoba untuk menutupi dengan berbagai macam cara karena sepertinya kebenaran dan keadilan akan tetap berbicara sesuai adanya. Kalau kita bermain main dengan api maka kita akan tersulut api dan terbakar. Lihatlah sekarang yang terjadi permainan pengalihan issue berhadapan dengan permainan tingkat tinggi internasional yang tingkatannya lebih canggih dan hebat, dan pada akhirnya membuat kebakaran jenggot  sang aktor yang bermain pengalihan issue, sangat jelas terbaca bahwa kemana- mana membuat cara mekanisme pertahanan diri yang tidak perlu !!!...Kalau kita memang tidak bersalah kenapa musti kebakaran jenggot dan membuat pernyataan kesana kemari menyangkal diri, lalu sebenarnya ada apa dengan perilaku panik menyakal diri kesana kemari dan membuat mekanisme pertahanan diri ? Pada akhirnya masyarakat menilai jangan - janagn benar atau jangan janagn salah ? Kalau kita tidak bersalah :  issue dan berita yang tidak benarpun akan hilang sendiri karena tidak sesuai dengan kenyataan.Marilah kita belajar untuk mengatakan jujur, benar , tepat, adil  dan bijak agar kita tetap dipercaya rakyat dan memiliki legitimasi kuat dimata rakyat. Semoga....