Translate

Jumat, 30 Agustus 2013

Tanda - tanda redupnya wahyu kekuasaan ditandai oleh perilaku Sang Penguasa mengesampingkan tata nilai kebenaran dan rasa ketidakadilan yang melukai Rakyat

Sejarah selalu  saja memberikan catatan, contoh dan pengalaman mengenai tanda tanda wahyu kekuasaan Sang Penguasa mulai meredup, ketika titah kebijakan penguasa mengesampingkan tatanan nilai kebenaran dan melukai rasa ketidak adilan bagi rakyat. Contoh teladan dari perilaku pemimpin yang salah  selalu dilindungi dan dibela oleh sang penguasa padahal rakyat menyaksikan sendiri peristiwa dan kejadian yang terjadi rakyat bisa melihat dengan nurani mana yang benar dan mana yang salah. Hati Sang penguasa sudah tidak peka melihat mana kebenaran dan mana bukan kebenaran. Yang dilihat penguasa adalah bagaimana menutupi  kesalahan anak buah karena anak buah melakukan  kebijakan  yang dibuat sang penguasa bisa  mencoreng nama baik Sang penguasa , "SEMUA DIPOLITISASI DALAM PEMBENARAN " ibarat menjilat kembali air ludah sendiri. Maka perilaku yang dilakukan penguasa demi menutupi kesalahan anak buah  dan kesalahan sendiri ( Penguasa ) dengan mengobral menaburkan penghargaan luar biasa seolah olah berjasa bagi bangsa dan negara. Proses pengobralan pemberian penghargaan di pertontonkan banyak media dan rakyat melihat sendiri peristiwa itu dengan penuh keprihatinan mendalam dan kekecewaan. Pengobralan penghargaan oleh sang penguasa sangat melukai rasa ketidak adilan rakyat dan publik. Orang bisa saja berkata dalam peristiwa ini  melalui  sajak himbauan " Wahai sang Penguasa hatimu sangat keterlaluan , keblinger dan kebangeten , tidak sedikitpun hatimu tersentuh untuk mendengarkan hati nurani kebenaran dan keadilan, Rakyat kau lukai  : hati rakyat Luka  terkoyak olehmu   , Hatimu yang sudah tebal dan kebal tertutupi rasa haus kekuasaan  menggelegak tak pernah terhenti rasa haus kuasa. menyebabkan Kau tidak bisa melihat mana yang benar mana yang salah " . itulah kira kira orang bisa berkata mengomentari perilaku sang penguasa yang sudah keblinger kekuasaan tidak bisa lagi melihat mana kebenaran dan mana kesalahan. Ironisnya sang anak buah merasa bangga memperoleh obralan penghargaan, tidak pernah sedikitpun terbesiat bahwa apa yang dilakukan anak buah salah, tidak pernah sedikitpun terbesit rasa malu menerima obralan penghargaan yang sebenarnya TIDAK PANTAS DAN TIDAK BERHAK DISANDANGNYA !!!  . Masih tersisa untukmu wahai  rakyat yang terluka oleh rasa ketidakadilan karena perlakuan  oleh sang penguasa : Penghargaan bagi bangsa dan negara tidak harus datang langsung dari pengakuan Sang penguasa tapi dari pengakuan masyarakat dan rakyat umum yang melihat dengan hati nurani kebenaran dan keadilan., Itulah Hakekat pengahargaan yang sesungguhnnya datang langsung dari Rakyat.Kata akhir, sadarlah Sang Penguasa bahwa tanda tanda kejatuhan kekuasaanmu sudah di depan mata, hanya doa dan himbauan dari rakyat semoga engkau mendengar, sebuah harapan jika mendengarkan engkau akan dikenang sebagai pemimpin yang baik oleh rakyat.

Sabtu, 17 Agustus 2013

2014 Tahun pengadilan bagi Elite politik dan Pemimpin bangsa yang muncul tidak bersama dengan Rakyat : ANDA TIDAK DIPERCAYA !!!!!

Mendekati akhir tahun 2013 dan awal tahun politik 2014 suhu politik semakin memanas dan ada kecenderungan menjelang tahun politik 2014 suasana penuh dengan intrik - intrik dan manuver keras , saling menjegal dan menjatuhkan , bahkan ada  gejala untuk saling menghabisi satu dengan yang lain dengan cara yang tidak sehat  sangat kental terlihat, sekali lagi  apapun manuver, intrik - intrik yang di lakukan secara politik harus tetap selalu menjaga sportifitas dan mengedepankan rasa kebersamaan dan satu kesatuan sebagai bangsa Indonesia di setiap dada elite politik, sehingga menghindari friksi / konflik horisontal yang ujung ujungnya tidak menjaga stabilitas Nasional yang bisa  mengorbankan rakyat Indonesia. Pada beberapa bagian politik hidup suatu pendapat dalam politik  "katanya tidak ada teman sejati : yang benar bisa menjadi salah dan yang salah bisa menjadi benar "  tetapi berpolitik yang  beretika  dan dewasa  menciptakan suasana yang kondusif dan sehat dalam kehidupan bernegara. Kasus Korupsi menjadi isue dan senjata penting untuk saling menjatuhkan dan menjegal satu sama lain, karena dalam isue politik yang dihembuskan  memiliki dampak luar biasa bagi rakyat untuk menilai suatu parpol atau sosok public figure elite politik pantas atau tidak menjadi pemimpin dan  punya integritas moral atau tidak sehingga layak atau tidak untuk dipilih untuk memimpin, semua berujung juga pada kepercayaan rakyat terhadap elite politik dan partai politik. Masyarakat sekarang ada kecenderungan  sudah jenuh pada elite politik, partai politik, pemimpin negara, DPR, MPR  dan lembaga lain negara  lainnya, karena selama ini aspirasi rakyat tidak sesuai dengan harapn dan keinginan rakyat sesuai apa yang di gembar gemborkan dengan janji janji palsu yang dahulu mereka sampaikan saat pemilihan legeslatif maupun eksekutif. Rakyat sekarang ingin memunculkan sendiri secara natural tokoh atau pemimpin yang muncul benar benar natural  dari kalangan bawah  yang mampu membawa aspirasi rakyat  dan mewujudkannya. Maka berhati hatilah elite politik, parpol , dan lembaga wakil rakyat  dalam Tahun Pemilu Politik 2014 ,jangan terlalu percaya diri bisa begitu saja  mendapat suara banyak dan memenangkan hasil pemilu tanpa mendengar suara rakyat. Nantinya hanya pemimpin yang benar benar berangkat bersama - sama dengan rakyatlah yang mampu memimpin bangsa Indonesia. Jangan menjual Program kerakyatan kalau hanya sebatas jargon politik saja tanpa realisasi karena itu adalah penipuan pada rakyat sehingga anda para elite politik tidak dipercaya lagi oleh rakyat. Bahkan uangpun tidak bisa membeli kepercayaan rakyat yang sejati pada anda wahai elite politik